lyric

Senin, 12 Agustus 2013

Hati Kita

Saat hati kita mengenakan apa itu namanya kias, dan berakhir dengan perenungan.
Memulai saat semua berakhir, meniti saat semua menghilang, berjalan saat semua berhenti.
Titik temu yang semakin mengabu menjauh, menyelinap melewati perasaan yang penuh dengan kemerahan. Materi alam memperbarui bangku kehidupan kita, memanjat langit tanpa apa yang diraih. Kekosongan hati pun kini mengalami degradasi dari harapan yang tinggi, melipur kesenangan akan jatuhnya air mata.

Kita tidak bisa membeli hati, pun tidak bisa memohon dan meminta dan bersujud. Arti hidup menjadi jelas setelah arah kita menjauh dari kejujuran. Kebersamaan dulu pun mengenang di awan khayal kepala kita, Sekarang menusuk memalsukan senyuman. Hari demi hari cuaca berkabung dan iklim membiru. Dan hati ini tak pernah sama dan mungkin tak akan pernah....

Dan sekejap kita terfikir akan Tuhan, lalu berdo'a lalu berharap, dan setelah Amin itu pun terucap. Perubahan apa yang melapisi tubuh kita yang penuh malu dan sesal? Kita tahu tak ada satu hal pun yang terjadi mengingat hamba seperti apakah kita dihadapan Tuhan. Dan akhirnya pun waktu memaksa kita melupakan satu sama lain. Hal ini sangat sering terjadi dalam kehidupan siapa pun manakala pun. Harapan dan tujuan sedikit demi sedikit sirna.

Setelah semua terjadi, aku pun ber-puisi

Manakala 'Matahari' terlelap beribu tahun,
Meninggalkan arah revolusi, memeras otak dangkal sang 'Manusia'
Memaksa hujan melakukan tangis
Merelakan lumba-lumba yang selalu berlari, mati.

Kembang api menerangi wajah riang anak kecil
Memanipulasi hati yang duka
Mengindahkan langit yang tanpa 'Bintang'

Kelelawar mengepak sayap, menebarkan kesombongan
Lalu lalang sang katak meramaikan suasana rawa
Sungguh alunan nada tak berimbang, penuh pertimbangan
Mementahkan serangga yang telah dimakan

Kerubuk perut sang 'Bumi' nan amarah
Memandang ke arah atas merendahkan siapa tuannya
Mendepak hentakan kaki para ciptaan dengan bahunya
Merelakan takdir, dan menjualnya

Apalah yang kita perankan dalam sebuah cerita pasti kan berakhir pula, dan jika cerita sudah berakhir maka berakhirlah. Terima saja upahnya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar