lyric

Selasa, 27 Agustus 2013

Perasaan seorang musafir

Aku tak keberatan saat cinta menolak dan menjauh, mereka pergi dengan benci pun aku tak peduli.
Disini aku bersimbah keringat, menanti kenangan-kenangan yang dulu pernah diciptakan untukku. Arti dari sebuah kehidupan tidak selalu memikati kebahagiaan itu, mereka bertaburan dan beterbangan dimana-mana. Hati pun takkan selalu puas untuk menuntun kekejian kehidupan ini. Barangkali sesuatu akan kelihatan nyata saat kita terbaring, memikirkan hal yang menjadi penyesalan. Dugaan dan sangkaan yang dulu kita acuhkan, kini terasa nyata saat kita terbaring, melumat kesadaran berubah kekesalan terhadap diri sendiri. Tapi ini bukan masalahku, bukan masalahku!!!
Mereka bernyanyi dengan kawan-kawan burung yang lain, sambil mengayun sayap dikedalaman awan.
Mereka berlari bersemangat mengejar bola, sambil tertawa mengembangkan hati yang berbahagia.

Hal seakan sempit untuk dicerna, hal yang tak pernah pudar dalam kehidupan ini. Hal adalah masalah yang selalu ada, mereka ingin kita bekerja. Melarang kita untuk tidak melamuni hal yang tak pasti. Masih ada sesuatu yang berguna yang tidak kita ketahui, tapi Hal ini menginginkan kita untuk mencari. Disanalah sesuatu yang baru menanti.
"jangan takut berjalan di tengah kabut hitam tanpa lampu kebenaran, selagi kita bersemangat untuk mencari"
"jangan takut berlayar di tengah lautan yang ganas, selagi kita bersemangat untuk mencari"
"jangan takut melompati tebing yang tinggi, selagi kita bersemangat untuk mencari"

Aku adalah jiwa dan ruh bersatu, mencarimu tanpa rasa henti. 'Berhenti' takan kulakukan!!!

Aku tidak seperti mereka

Perkembangan adalah hal yang paling penting dalam perjalanan kehidupan setiap orang, aku dan mereka bersama-sama saling mengembangkan diri masing-masing di waktu dan tempat yang berbeda. Apa tujuan dan maksud dari masing-masing kita tentu berbeda juga. Pertanyaan mendasar, mengapa saya harus sama dan disamakan seperti mereka?? Maaf..!

Aku sedikit menolak, dan aku akan berkembang dengan apa yang menurutku aku butuhkan, dan mengenyampingkan apa pun yang belum dan tidak aku butuhkan. Aku berdiri sendiri, aku punya motivasi, aku miliki panutan yang terbaik... Hanya aku dan diriku yang pantas menentukan takdir bukan KAMU!


Senin, 19 Agustus 2013

I feel it

Dan dalam perjalanan mimpiku, sebuah kastil berdindingkan emas, dengan lampu-lampu kuning yang menerangkan. Ruangan pesta yang sangat luas, dan pelayan-pelayan yang cantik. Dengan satu jembatan pedestrian sebagai akses menuju kastil itu........

Selasa, 13 Agustus 2013

Musik adalah musik itu sendiri

Musik adalah salah satu bentuk entertainmen yang mudah disukai orang banyak, dia mampu membuka karakter-karakter manusia. Dia adalah perasaan dan kesenangan, dia adalah bentuk kebencian dan penyesalan.
Musik tak beda jauh dengan angan kita, mereka memainkan perasaan dengan leluasa, terkadang bisa membalikan perasaan dan di sisi lain menguatkannya. Beribu hal yang terpampang dalam fikiran kita yang menjadi beban, seringkali menjadi sebuah obat penenang yang beberapa waktu bisa menidurkan kita dari kelumitnya masalah.
Musik adalah cinta, cinta kita akan sesuatu yang kita pun tak punya tujuan dari cinta itu. Mereka terlihat mengombang-ambing kita ke jalannya, bahkan sesekali sebagian dari kita terhipnotis olehnya.
Musik adalah keegoisan kita, sudah banyak orang mengajukan pendapat dan aspirasi mereka lewat musik, entah musik itu didengar atau tidak, atau sengaja tidak didengar atau tidak. Dan ini menjadi salah satu jalan untuk ber-demonstrasi.
Musik pun bisa menjadi sebuah pesan moral, itulah yang pernah dilakukan oleh para Waliyullah yang 9 saat penyebaran islam di tanah Jawa.

Dan entahlah musik ini pun sangat mudah mempengaruhi kita, walau pun kita tidak menyadari musik adalah seperti sebuah virus yang bisa menjalankan otak dan angan kita yang mengendalikan pergerakkan tubuh kita. Karena selain para penyebar risalah alloh, SETAN pun mempunyai kesempatan untuk menyampaikan risalah THOGUT di dalamnya.

Musik adalah musik itu sendiri. Biarlah musik menjadi musik itu sendiri, biarlah musik menjadi dirinya sendiri tak usah kita terbawa kedalamnya.

Mimpi indah seorang Rakyat untuk para 'Umaro

Biarkan saja semua mengerti apa adanya, mereka mengerti atas apa yang mereka sangka. Dan biarlah semua itu terjadi sampai mereka hancur dimakan cacing. Berikan seribu maaf kepada setiap hamba yang bersalah, menanti penantian teragung kehidupan. Dan atas nama cinta, manusia memotong tangannya sendiri, dan kepada para wanita, mereka memakan janinnya sendiri.

Dan malam pun mulai benderang, disusul oleh sang rembulan yang menyapa bintang. Menrima sinarnya dari sang Surya dari tepi yang lain. Umar al-Amirul Mukminin berkunjung ke jantung kota, melirik do'a rakyatnya, menguping syair saudaranya, menerima kesusahan hidup untuk dirinya sendiri dan memikirkan sebuah solusi. Lalu ia memanggul 3 buah karung diatas pundaknya, menganalogi kepada setiap dunia yang ia tanggung dengan kebijakannya sendiri. Dan meliburkan para mujahidin dari 4 bulan mengeksvansi risalah Muhammad.

Saat salah satu warga keluar di pagi hari itu, ia pun teraneh-aneh, dan berkata kepada dirinya sendiri
"Limadza Amirul Mukminin a'rofu kulli hizni?'

Sungguh sebuah perdebatan yang Agung, mana ada perwujudan sang Umar yang tinggi budi pekertinya di siang bolong zaman ini. Semuanya mengabadi seperti tersegel didalam buku sejarah muslim.

Biarkan saja semua orang bodoh apa adanya. Mereka bodoh atas apa yang mereka sangka. Dan biarlah itu terjadi sampai mereka hancur digada dosanya sendiri. Muhammad tak ingin menyolati pelaku munafik kala itu Ubay ibnu Khalaf, dan walau pun itu tejadi pada zaman ini, dan tatkala Muhamad kembali ke dunia ini, maka ia pun tak sudi untuk mensolati jasad seorang muslim yang munafik. Dan atas nama Harta, mereka membunuh anak sendiri, menindih ibu sendiri, memutilasi ayah sendiri.

Senin, 12 Agustus 2013

Hati Kita

Saat hati kita mengenakan apa itu namanya kias, dan berakhir dengan perenungan.
Memulai saat semua berakhir, meniti saat semua menghilang, berjalan saat semua berhenti.
Titik temu yang semakin mengabu menjauh, menyelinap melewati perasaan yang penuh dengan kemerahan. Materi alam memperbarui bangku kehidupan kita, memanjat langit tanpa apa yang diraih. Kekosongan hati pun kini mengalami degradasi dari harapan yang tinggi, melipur kesenangan akan jatuhnya air mata.

Kita tidak bisa membeli hati, pun tidak bisa memohon dan meminta dan bersujud. Arti hidup menjadi jelas setelah arah kita menjauh dari kejujuran. Kebersamaan dulu pun mengenang di awan khayal kepala kita, Sekarang menusuk memalsukan senyuman. Hari demi hari cuaca berkabung dan iklim membiru. Dan hati ini tak pernah sama dan mungkin tak akan pernah....

Dan sekejap kita terfikir akan Tuhan, lalu berdo'a lalu berharap, dan setelah Amin itu pun terucap. Perubahan apa yang melapisi tubuh kita yang penuh malu dan sesal? Kita tahu tak ada satu hal pun yang terjadi mengingat hamba seperti apakah kita dihadapan Tuhan. Dan akhirnya pun waktu memaksa kita melupakan satu sama lain. Hal ini sangat sering terjadi dalam kehidupan siapa pun manakala pun. Harapan dan tujuan sedikit demi sedikit sirna.

Setelah semua terjadi, aku pun ber-puisi

Manakala 'Matahari' terlelap beribu tahun,
Meninggalkan arah revolusi, memeras otak dangkal sang 'Manusia'
Memaksa hujan melakukan tangis
Merelakan lumba-lumba yang selalu berlari, mati.

Kembang api menerangi wajah riang anak kecil
Memanipulasi hati yang duka
Mengindahkan langit yang tanpa 'Bintang'

Kelelawar mengepak sayap, menebarkan kesombongan
Lalu lalang sang katak meramaikan suasana rawa
Sungguh alunan nada tak berimbang, penuh pertimbangan
Mementahkan serangga yang telah dimakan

Kerubuk perut sang 'Bumi' nan amarah
Memandang ke arah atas merendahkan siapa tuannya
Mendepak hentakan kaki para ciptaan dengan bahunya
Merelakan takdir, dan menjualnya

Apalah yang kita perankan dalam sebuah cerita pasti kan berakhir pula, dan jika cerita sudah berakhir maka berakhirlah. Terima saja upahnya.